Prinsip dasar CT Scanner
Prinsip dasar CT scan mirip
dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini
sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek
untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang
digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti
citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan
oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh
citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar
(seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi
tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat
memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan
oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh
teknik radiografi konvensional.
CT Scanner menggunakan penyinaran
khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses
hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien
dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan
ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat
pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning
ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan
yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Dengan menggunakan tabung sinar-x
sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x
tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang
diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai
obyek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus
listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog.
Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai
posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh
Analog to Digital Converter (A/DC) yang kemudian dicatat oleh komputer.
Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk
gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat
dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas
secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan
intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam
bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk
menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan
melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi
oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang
kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu
metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
e. Pemprosesan
data
Suatu sinar sempit (narrow
beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung
X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor.
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung
pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
0 komentar:
Posting Komentar